Jumat, 04 Oktober 2013

Biografi Tanto Wiyahya




Nama Lengkap : Tantowi Yahya
Alias : Tantowi
Agama : Islam
Tempat Lahir : Palembang, Sumatera Selatan
Tanggal Lahir : Sabtu, 29 Oktober 1960
Zodiac : Scorpion
Hobby : Membaca | Melukis
Warga Negara : Indonesia

Istri : Dewi Handayani
Anak : Muhammad Adjani Prasanna Yahya
Saudara : Helmi Yahya
BIOGRAFI
Awal mula Tantowi Yahya dikenal masyarakat luas adalah sebagai pembawa acara kuis Gita Remaja di stasiun televisi nasional pada tahun 1989. kepiawaiannya dalam membawakan acara menempatkan dirinya dalam posisi baru di ranah hiburan Indonesia. Namanya semakin meroket tatkala dirinya ditunjuk sebagai MC di acara kuis Who Wants to Be a Millionaire lima tahun berturut-turut sejak tahun 2001 hingga tahun 2006.

Selain itu, karirnya semakin cemerlang ketika dirinya dinobatkan menjadi peraih penghargaan The Most Favourite Television Quiz Host dalam ajang Panasonic Awards 2003-2005 dan 2009. Di sisi lain, kakak dari presenter Helmy Yahya yang juga hobi menyanyikan lagu-lagu Country & Balada ini pernah menyabet penghargaan sebagai penyanyi Country & Balada terbaik versi AMI-Sharp Awards 2001, Best Balad and Country Singer AMI-Sharp Award 2002, dan AMI-Samsung Awards 2004 sebagai Best Traditional Album Singer. Album perdananya yang berjudul Country breeze bahkan mampu menembus angka 300.000 kopi.

Kemahiran Tantowi -begitu ia akrab dipanggil- dalam membawakan acara membuatnya ingin menularkan bagaimana cara berbicara yang baik di depan publik. Sehingga pada tahun 2006, ia mendirikan Tantowi Yahya Public Speaking School yang selain bertujuan menularkan teknik berbicara yang baik juga sebagai yayasan kerja sosial untuk berbagi kepada masyarakat sebagai bentuk rasa syukur atas apa yang telah diraihnya sampai sejauh ini.

Pada tahun yang sama, Pria yang gemar membaca sedari kecil ini pernah ditunjuk sebagai Duta Baca Indonesia oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) pada tahun 2006. Tantowi mengungkapkan bahwa peran orang tua dan lingkungan sekitar memiliki andil yang sangat besar dalam mewujudkan minat dan gemar membaca di kalangan masyarakat.

Saat ini, Tantowi menjabat sebagai anggota komisi I DPR-RI (2009-2014). Karir politiknya yang melesat membuat namanya santer diberitakan sebagai salah satu calon yang bersiap maju dalam bursa Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta 2012 melalui partai Golkar. Sebelumnya, di tahun 2004-2006, dirinya juga terpilih sebagai Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Amerika (PPIA).

Selain sebagai pembawa acara, Tantowi juga seorang penyanyi country. Tahun 2000, Tantowi melempar single “Gone, Gone, Gone” (karya Rinto Harahap) yang ternyata mendapat tanggapan yang cukup baik dari masyarakat. Tantowi kemudian melempar album perdananya, Country Breeze. Ia kemudian mendirikan Country Music Club of Indonesia pada Januari 2003.

Suami dari Dewi Handayani sekaligus ayah dari Muhammad Adjani Prasanna Yahya ini berkisah bahwa kesuksesan yang telah diraihnya sejauh ini bukanlah dikarenakan gelar akdemis atau kepandaian, melainkan melalui kemampuannya yang baik dalam menjalin hubungan dan komunikasi terhadap orang lain.

Riset dan analisa: Atiqoh Hasan
PENDIDIKAN
  • Akademi Pariwisata Indonesia di Yogyakarta, 1982
KARIR
  • Anggota DPR RI (2009-2014)
  • Mendirikan Tantowi Yahya Public Speaking (2006-sekarang)
  • Pembawa acara
  • Managing Director P.T. Ciptadaya Prestasi/Artis (1994)
  • Public Relation Manager PT BASF (1989-1994)
  • Promotion Officer PT BASF, 1987
  • Duta Baca Indonesia oleh PNRI (2006)
  • Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Amerika (PPIA) (2004-2006)
  • Sekjen Yayasan Anugerah Musik Indonesia (Yami)
  • Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (Asiri)
PENGHARGAAN
  • Duta Baca Indonesia (2006)
  • The Most Favourite Television Quiz Host dalam ajang Panasonic Awards 2003-2005 dan 2009
  • AMI-Samsung Awards 2004 sebagai Best Traditional Album Singer
  • Best Balad and Country Singer AMI-Sharp Award 2002
  • enyanyi Country & Balada terbaik versi AMI-Sharp Awards 2001
  • Country Breeze, 2000
  • Southern Dreams, 2002
SOCIAL MEDIA
www.tantowi-yahya.com

Biografi Alwi Abdurrahman Shihab

Alwi Abdurrahman Shihab

Nama Lengkap : Alwi Abdurrahman Shihab
Alias : Alwi Shihab | Alwi
Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Rappang, Sulawesi Selatan
Tanggal Lahir : Senin, 19 Agustus 1946
Zodiac : Leo
Hobby : Membaca | Menulis
Warga Negara : Indonesia

Istri : Ashraf Shahab, MBA
Anak : Muhammad Rizvi ShihabSamira ShihabS. Samy Shihab

BIOGRAFI
Alwi Abdurrahman Shihab adalah mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) dalam Kabinet Indonesia Bersatu yang menjabat dari 21 Oktober 2004 hingga 6 Desember 2005. Sebelumnya Alwi juga pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada tahun 1999-2001 dan menjadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 
Alwi menghabiskan masa mudanya di MAkassar, Malang, dan Kairo. Pendidikan sarjananya dalam bidang akidah filsafat di IAIN Ujungpandang diselesaikan pada tahun 1986. Pada saat yang hampir bersamaan Alwi memperoleh gelar master dari Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Selain itu, Alwi juga mempunyai gelar master dari Universitas Temple, Amerika Serikat tahun 1992. Selain meraih dua gelar master, Alwi juga mempunyai dua gelar doktor, masing-masing dari Universitas Ain Syam, Mesir (1990) dan Universitas Temple (1995). 
Sebelum bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa dan pulang ke Indonesia, Alwi menetap di Washington DC, AS. Di situ, ia mengajar agama Islam di Hartford Seminary sejak tahun 1996. Selain itu, ia juga mengajar di Harvard Divinity School di Universitas Harvard (1998), dan di Auburn Theological Seminary of New York. Di kalangan cendekiawan dan pemikir Islam AS, nama Alwi tidak asing. Alwi adalah salah seorang ahli Islam pertama yang duduk dalam Board of Trustee pada Centre for the Study of World Religions, lembaga pengkajian yang berafiliasi dengan Harvard Divinity School.
Pada tahun 1999, Alwi menjadi anggota DPR dan kemudian diangkat menjadi Menteri Luar Negeri pada tahun 1999. Sejak tahun 2002, Alwi menjadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pada saat Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden, Alwi menjabat sebagai Menko Kesra pada Kabinet Indonesia Bersatu yang digantikan oleh Aburizal Bakrie pada perombakan (Reshuffle) kabinet I tanggal 5 Desember 2005.
Riset dan analisa oleh Somya Samita
PENDIDIKAN
  • 1996 Pendirikan Doktor  Harvard University: The Center For the Study of Word Religious, USA.
  • 1995 Gelar Ph.D dari Universitas Temple, USA.
  • 1992 Gelar M.A dari Universitas Temple, USA.
  • 1990 University of Ain Shams, Cairo, Mesir.
  • 1986 IAIN Alaudin, Ujung Pandang, Sulawesi Selatan
  • 1968 Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir.
KARIR
  • Komisaris PT Dhafco Manunggal Sejati, Jakarta, 1986.
  • Komisaris Eagle Tripelti, Jakarta, 1986-1990.
  • Pendiri Yayasan Darul Qur'an, Jakarta, 1982.
  • Presiden Direktur PT. Prima Advera, Jakarta, 1982-1986.
  • Presiden Direktur Alfa Contracting Company, Jeddah, 1979-1982.
  • Presiden Direktur Glass Priangan Factory, Cianjur, Indonesia, 1975-1979.

Akademik:
  • Dosen Pasca Sarjana Universitas Indonesia, 2002.
  • Dosen Universitas Islam Kadiri, Kediri, Jawa Timur, 2002.
  • Harvard University - Divinity School, USA, Professor, 1998.
  • Harford Seminary , Harford, Connecticut, USA, Professor, 1996.
  • Philadelphia College of Textile & Science (spiritual Development Program), USA - Penceramah, 1994 -1995.
  • Temple University Department of Religion, USA, assistant Professor, 1993 -1995.
  • University of Aweroes, Jakarta, Penceramah, 1985 -1988.

Politik:
  • Utusan Khusus Presiden untuk Negara-negara Timur Tengah, 2005 - 2009.
  • Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, 2004 - 2005.
  • Presiden Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), 2002 - 2005.
  • Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, 1999 - 2000.
  • Anggota DPR RI, 1999.
PENGHARGAAN
  • Alumnus terbaik Temple University Philadelphia, Amerika Serikat, 2010 (Distinguished Alumnus Award 2010), 2010.
  • Penghargaan Akademi dari Pemerintah Mesir, 1996.
  • Sufistic Islam (Islam Sufistik, 2001 ).
  • Muhamadiyah movement and controversy with Christian Mission. (Membendung Arus,1998).
  • Inclusive Islam (Islam Inklusif, 1997).

Senin, 23 September 2013

Biografi Evan Dimas (Capten Timnas U-19)

Evan Dimas, adalah pesepakbola muda Indonesia yang mencuri perhatian lewat penampilan apiknya bersama Timnas Indonesia di ajang Piala AFF U-19.Bersama Garuda Jaya (julukan untuk Timnas U-19), Evan dipercaya mengemban tugas sebagai kapten tim.

Salah satu penampilan apiknya bersama Timnas u-19, ketika mencetak hattrick ke gawang Thailand, saat Indonesia membungkam Tim Gajah Putih dengan skor 3-1. Dengan skill dan visi bermain yang bagus, Evan digadang-gadang menjadi calon bintang masa depan. Pemain yang memiliki nama lengkap Evan Dimas Darmono ini, lahir di Surabaya, pada tanggal 13 Maret 1995. Ingin mengetahui lebih jauh mengenai sosok Evan Dimas? Berikut Profil Tim dan Biodata Pemain akan menyajikan Profil dan Biodata dari Kapten Timnas Indonesia U-19 ini.

Profil dan Biodata Lengkap Evan Dimas


http://sejutabiografi.blogspot.com/
Evan Dimas

Nama Lengkap : Evan Dimas Darmono
Nama Panggilan : Evan Dimas
Tempat Lahir : Surabaya
Tanggal Lahir : 13 Maret 1995
Kebangsaan : Indonesia
Posisi : Gelandang
Bermain di Klub : Timnas U-19

Sekilas mengenai Evan Dimas

Evan Dimas memiliki prestasi yang cukup gemilang, dirinya pernah terpilih menjadi Kapten Timnas U-17 saat menjuarai turnamen HKFA International Youth Invitation Tournament yang berlangsung di Hongkong, Januari 2012 lalu.Selain itu, dirinya terdaftar sebagai Gelandang skuad PON Jatim untuk PON Riau 2012.

Sempat masuk SAD Indonesia untuk berlatih di uruguay, namun pemain kelahiran Surabaya ini, gagal bergabung karena masalah admnistrasi. Bahkan Evan Dimas  pernah merasakan tangan dingin Pep Guardiola, saat dirinya terpilih mewakili Indonesia di ajang Nike The Chance Regional Asia Tenggara.

Minggu, 14 Juli 2013

Dr.Ryan Thamrin Host Dr.OZ TransTV
Profil Biodata Dr.Ryan Thamrin pembawa acara DR.OZ Indonesia di TransTV. Acara Dr.Oz Indonesia di TransTV menjadi acara favorit untuk para wanita dan ibu rumah tangga muda karena ada host ganteng yakniDr.Ryan Thamrin. Setelah ada dokter Boyke yang terkenal kini muncul seorang dokter muda Dr.Ryan Thamrin. Selain tampan dan memiliki postur badan yang bagus Dr.Ryan Thamrinjuga pandai dalam bertutur kata dalam acaraDr. OZ Indonesia di TransTV.

Hal tersebut membuat Dr.Ryan Thamrin makin dikenal oleh publik. Ada hal aneh dari Dr.Ryan Thamrin yang kabarnya sebelum berprofesi sebagai dokter host Dr.OZ Indonesia Dr.Ryan Thamrin ternyata sebelumnya adalah seorang yang berprofesi sebagai Cover Boy. Namun apda akhirnya Dr.Ryan Thamrin meninggalkan dunia modeling dan memilih sebagai Dokter untuk fokus dalam dunia medis sebagai Dr. Dulu sebelum menjadi dokter ternyata Dr. Oz Ryan Thamrin adalah finalis Abang None Jakarta tahun 2003.


Saat ini umur Dr.OZ Indonesia Dr.Ryan Thamrin 26 tahun. Namun meskipun umur Dr.Ryan Thamrin baru 26 tahun dirinya sudah menyelesaikan pendidikan di Universitas Gajah Mada dan Mahachulalongkornrajavidyalaya University, Thailand. Ya, Dr.Ryan Thamrin Host DR.OZ Indonesia memang memiliki fans yang banyak setelah acaranya di TransTv banyak diminati. Mungkin kalian belum tau tenatng profil dan biodata Dr.Ryan Thamrin Host DR.OZ Indonesia di TrnasTV. Berikut ini saya akan memberikan info profil dan biodata Dr.Ryan Thamrin Host DR.OZ Indonesia.

Profil Biodata Dr.Ryan Thamrin Host DR.OZ:
Nama : Ryan Thamrin
Tempat : Riau
Tanggal Lahir : 27 Mei 1978
Agama : Islam
Karir : Abang Jakarta tahun 2003, aneka Yess! tahun 2007

Dr.Ryan Thamrin Host Dr.OZ Indonesia TransTV
Pendidikan Dr.Ryan Thamrin:
1. Klinis Kesehatan Reproduksi & Penyakit Menular Seksual di Mahachulalongkornrajavidyalaya University, Bangkok, Thailand, 2004

2. Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 2002

3. Kedokteran Anti-Aging (Anti Penuaan Dini) – Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung, Tahun 2011

Terima kasih telah membaca profil dan biodata Dr.Ryan ThamrinHost DR.OZ Indonesia di TransTV. Seoga Artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda.

Jumat, 17 Mei 2013

Biografi Iwan Fals

 Iwan Fals menghabiskan masa kecil di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Selama di Jeddah itu, Iwan Fals selalu menyanyikan dua lagu utnuk hiburannya, yaitu Sepasang Mata Bola dan Waiya. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Bicara tentang perjalanan karir musiknya, Iwan Fals mengaku semua dimulai ketika ia aktif ngamen di Bandung saat masih berumur berumur 13 tahun atau masih duduk di bangku SMP. Iwan Fals belajar memainkan gitar dari teman-teman nongkrong. Setiap kali teman-temannya bermain gitar dan memainkan lagu-lagu Rolling Stones, Iwan Fals suka memperhatikan hingga akhirnya ia nekat memainkan gitar itu namun saying ia malah memutuskan salah satu senar hingga dimarahi teman-temannya. Sejak saat itu, gitar seperti terekam kuat dalam ingatan seorang Iwan Fals. 



Untuk menarik perhatian teman-temannya, Iwan Fals membuat lagu-lagu yang liriknya lucu, humor, bercanda-canda, merusak lagu orang. Mulailah teman-temannya tetawa mendengarkan lagu-lagu yang ia bawakan. Setelah merasa mampu membuat lagu sendiri, apalagi bisa membuat orang tertawa, timbul keinginan untuk mencari pendengar lebih banyak. Iwan Fals pun suka mengisi acaraa hajatan, kimpoian, atau sunatan. Dulu Iwan Fals memilki manajer bernama Engkos, seorang tukang bengkel sepeda motor. Karena kerja di bengkel yang banyak didatangi orang, dia selalu tahu kalau ada orang yang punya hajatan. Karena itulah Iwan Fals un mulai sering tampil di acara-acara.
Ketika di SMP 5 Bandung, Iwan Fals juga menjadi gitaris kelompok paduan suara sekolah. Suatu ketika, seorang guru menanyakan apakah ada yang bisa memainkan gitar. Meski belum begitu pintar, tapi karena ada anak perempuan yang jago memainkan gitar, Iwan Fals menawarkan diri. Maka jadilah ia pemain gitar di paduan suara sekolahnya.
Banyak yang bertanya tentang asal nama Fals yang ia gunakan. Nama itu ternyata didapat sewaktu dalam perjanan dari Jeddah kembali ke Jakarta. Waktu pulang dari Jeddah pas musim Haji, di pesawat orang-orang pada bawa air zam-zam, Iwan hanya menenteng gitar kesayangannya. Melihat ada anak kecil bawa gitar di pesawat, membuat seorang pramugari heran. Pramugari itu lalu menghampiri Iwan dan meminjam gitarnya. Tapi begitu baru akan memainkan, pramugari itu heran. Suara gitar milik Iwan terdengar fals. Setelah membetulkan steman nada gitar, pramugari itu lalu mengajari Iwan memainkan lagu Blowing in the Wind-nya Bob Dylan. Peristiwa itulah yang menginspirasi Iwan menambahkan Fals di belakang namanya hingga kini terkenal dengan panggilan Iwan Fals.
Karir bermusik Iwan Fals makin terbentuk saat ada orang datang ke Bandung dari Jakarta yang mengenal produser musik. Waktu itu Iwan Fals baru sadar kalau ternyata lagu-lagu yang ia ciptakan sudah terkenal di Jakarta. Jauh sebelumnya, Iwan Fals pernah rekaman di Radio 8 EH dan lagunya sering diputar di radio itu hingga akhirnya radio itu kena bredel oleh Pemerintah. Waktu itu Iwan Fals masih sekolah di SMAK BPK Bandung. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul. Tapi album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen. Setelah mendapat juara di festival musik country, Iwan Fals ikut festival lagu humor. Oleh Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records. Tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh

kalangan.

Akhirnya Iwan Fals melakukan rekaman di Musica Studio. Musiknya mulai digarap lebih serius. Setelah itu, lahirlah album bertajuk arjana Muda, yang musiknya ditangani Willy Soemantri dan mendapat respon luar biasa. Namun, Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Waktu siaran acara Manasuka Siaran Niaga di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan.
Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karir Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang di dukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia. Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya yang kritis.
Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga.
Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum ‘akar rumput’. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar di seluruh Nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktifitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang Oi dapat ditemui setiap penjuru Nusantara dan beberapa bahkan sampai ke mancanegara.
Album-album karya Iwan Fals antara lain: Canda Dalam Nada (1979), Canda Dalam Ronda (1979), Perjalanan (1979), 3 Bulan (1980), Sarjana Muda (1981), Opini (1982), Sumbang (1983), Barang Antik (1984), Sugali (1984), KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) (1985), Sore Tugu Pancoran (1985), Aku Sayang Kamu (1986), Ethiopia (1986), Lancar (1987), Wakil Rakyat (1988), 1910 (1988), Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu (1988), Mata Dewa (1989), Swami I (1989), Kantata Takwa (1990), Cikal (1991), Swami II (1991), Belum Ada Judul (1992), Hijau (1992), Dalbo (1993), Anak Wayang (1994), Orang Gila (1994), Lagu Pemanjat (bersama Trahlor) (1996), Kantata Samsara (1998), Best Of The Best (2000), Suara Hati (2002), In Collaboration with (2003), Manusia Setengah Dewa (2004), Iwan Fals in Love (2005), 50:50 (2007), Untukmu Terkasih (2009) - mini album, Keseimbangan - Iwan Fals (2010), Tergila-gila (2011).
sumber : kaskus

Jumat, 26 April 2013

Biografi UJ (Ustad Jeffry Al Buchori)




uje
Alm Ustad Jeffry Al Buchori 1973-2013
Ustadz ganteng ini laris diminta berdakwah. Perjalanan hidup Jeffry Al Buchori sungguh dahsyat. Penuh gejolak dan tikungan tajam. Proses pergulatan yang luar biasa ia alami sampai ia menemukan kehidupan yang tenang dan menenteramkan. Simak kisahnya yang sangat memikat mulai nomor ini.
Sebetulnya aku tidak ingin bercerita banyak tentang masa laluku. Maklum, masa laluku sangat kelam. Namun, setelah kupikir, siapa tahu perjalanan hidupku ini bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Baiklah, aku bersedia membagi pengalaman hidupku pada para pembaca. Insya Allah, ada gunanya.
Aku lahir dengan nama Jeffry Al Buchori Modal pada 12 April 1973 di Jakarta. Waktu aku lahir, keluargaku memang sudah menetap di Jakarta. Aku lahir sebagai anak tengah, maksudku anak ke-3 dari lima bersaudara. Tiga saudara kandungku laki-laki, dan si bungsu adalah perempuan. Layaknya bersaudara, hubungan kami berlima cukup dekat. Sekadar bertengkar, sih, wajar saja. Apalagi, jarak usia kami tidak berjauhan.

Apih (panggilan Jefri untuk ayahnya, Red.), M. Ismail Modal, adalah pria bertubuh tinggi besar asli Ambon, sedangkan Umi, begitu aku biasa memanggil ibu, Tatu Mulyana asli Banten. Apih mendidik kami berlima dengan sangat keras. Tapi, kalau tidak begitu, aku tidak akan merasakan manfaat seperti sekarang. Kalau kami sampai lupa salat atau mengaji, wah, jangan ditanya hukuman yang akan diberikan Apih. Dalam hal agama, Apih dan Umi memang mendidik kami secara ketat.
Namun, sebetulnya Umi adalah seorang ibu yang amat sabar dan lembut dalam menghadapi anak-anaknya. Apih pun orang yang selalu bersikap obyektif. Dia akan membela keluarganya mati-matian bila memang keluarganya yang benar. Sebaliknya dia tidak segan-segan menyalahkan kami bila memang berbuat salah.
Berada di lingkungan keluarga yang taat agama membuatku menyukai pelajaran agama. Sewaktu kelas 5 SD, aku pernah ikut kejuaraan MTQ sampai tingkat provinsi. Selain agama, pelajaran yang juga kusukai adalah kesenian. Entah mengapa, aku suka sekali tampil di depan orang banyak. Oh ya, setelah kenaikan kelas, dari kelas 3 aku langsung melompat ke kelas 5. Jadilah aku sekelas dengan kakakku yang kedua.

BERKEPRIBADIAN GANDA
Lulus SD, Apih memasukkanku dan kedua kakakku ke sebuah pesantren modern di Balaraja, Tangerang. Beliau ingin kami mendalami pelajaran agama. Rupanya tidak semua keinginannya bersambut, semua ini karena kenakalanku.
Orang bilang, anak tengah biasanya agak nakal.
Aku tidak tahu ungkapan itu benar atau tidak. Yang jelas hal itu berlaku padaku. Sebagai anak tengah, aku sering membuat orang tua kesal. Di pesantren, aku sering berulah.
Salah satu kenalakanku, di saat yang lain salat, aku diam-diam tidur. Kenakalan lain, kabur dari pesantren untuk main atau nonton di bioskop adalah hal biasa. Sebagai hukumannya, kepalaku sering dibotaki. Tapi, tetap saja aku tak jera.
Tampaknya aku seperti punya kepribadian ganda, ya. Di satu sisi aku nakal, di sisi lain keinginan untuk melantunkan ayat-ayat suci begitu kuat. Tiap ada kegiatan keagamaan, aku selalu terlibat. Bersama kedua kakakku, aku juga pernah membuat drama tanpa naskah berjudul Kembali Ke Jalan Allah yang diperlombakan di pesantren. Ternyata karya kami itu dinilai sebagai drama terbaik se-pesantren.
Bahkan, aku juga juara lomba azan, lomba MTQ, dan qasidah. Akan tetapi, entah kenapa, aku juga tak pernah ketinggalan dalam kenakalan. Tinggal dalam lingkungan pesantren, kelakuan burukku bukannya berkurang, malah makin menjadi. Puncaknya, aku sudah bosan bersekolah di pesantren.
Akhirnya, hanya empat tahun aku di pesantren. Dua tahun sebelum menamatkan pelajaran, aku keluar. Lalu, Apih memasukkanku ke sekolah aliyah (setingkat SMA, Red.). Rupanya keluar dari pesantren tidak membuatku lebih baik. Aku yang mulai beranjak remaja justru jadi makin nakal.

KENAL DUNIA MALAM
Memang, sih, tiap ada acara keagamaan aku tak pernah ketinggalan. Namun, aku juga selalu mau bila ada teman mengajak ke kantin sekolah. Bukan untuk jajan, tapi memakai narkoba! Aku juga sering kabur dan pergi tanpa tujuan yang jelas. Ya, aku seperti burung lepas dari sangkar, terbang tak terkendali.
Masa SMA memang suram bagiku. Masa yang tak pernah lengkap. Maksudnya, aku tak punya teman sebaya. Kenapa? Ya, meski usiaku masih 15 tahun, aku bergaul dengan pemuda berusia 20 tahunan. Pacaran pun dengan yang lebih tua. Di sekolah ini aku hanya bertahan setahun. Pindah ke SMA lain, keseharianku tak jauh berbeda. Malah makin parah.
Dari perkenalan dengan beberapa teman, aku mengenal petualangan baru. Umur 16 tahun, aku mulai kenal dunia malam. Aku masuk sekolah hanya saat ujian. Buatku, yang penting lulus. Aku lebih suka mendatangi diskotek untuk menari. Terus terang, aku memang tertarik pada tarian di diskotek. Tiap ke sana, diam-diam aku selalu mempelajari gerakan orang-orang yang nge-dance. Lalu kutirukan.
Aku jadi seorang penari, bertualang dari satu diskotek ke diskotek lain, tenggelam dalam dunia malam. Saat ada lomba dance, aku mencoba ikut. Usahaku tak sia-sia. Beberapa kali aku berhasil memboyong piala ke rumah sebagai the best dancer. Selain itu, aku juga berhasil jadi penari di Dufan pada tahun 1990, meski hanya selama setahun. Sampai sekarang masih banyak temanku yang jadi penari di sana.
Aku juga pernah jadi foto model, bahkan ikut fashion show di diskotek. Mungkin waktu itu aku merasa sangat cakep, ya. Tapi menurutku, kegiatan-kegiatan itu masih positif, meski terkadang aku suka minum. Dengan segala kebengalanku, tahun 1990 aku berhasil lulus SMA.

MAIN SINETRON
Aku mengalami masa yang menurutku paling dahsyat setelah tamat SMA. Ceritanya salah seorang teman penari, memperkenalkanku pada Aditya Gumai yang saat itu aktif di dunia seni peran. Dari Aditya aku mengenal dunia akting. Waktu itu, kami masih latihan menari di Taman Ismail Marzuki. Saat latihan pindah ke Gedung Pemuda di Senayan, mulailah aku main sinetron. Mulanya aku hanya mengamati para pemain yang sedang syuting, sambil diam-diam belajar.
Aku memang suka mencuri ilmu. Waktu tidur di kos salah satu temanku di dekat kampus Institut Kesenian Jakarta, aku sering mencuri ilmu juga dari para mahasiswa. Kalau mereka sedang kuliah atau praktik, aku sering mengamati mereka.
Nah, ketika para pemain sinetron sedang latihan, terkadang aku menggantikan salah satunya. Ternyata aku ditertawakan. Karena pada dasarnya aku orang yang enggak suka diperlakukan seperti itu, aku malah jadi terpacu. Aku makin giat berlatih akting secara otodidak. Akhirnya, saat yang senior belum juga dapat giliran main, aku sudah mendapat peran. Aku diajak Aditya main sinetron. Waktu dikasting, aku berhasil mendapat peran.
Tahun 1990, aku main sinetron Pendekar Halilintar. Saat itu, sinetron masih dipandang sebelah mata oleh bintang film. Namun, Apih mati-matian menentangku. Kenapa? Rupanya Apih tahu persis seperti apa lingkungan dunia film. Dulu, beliau juga pernah main film action, antara lain Macan Terbang dan Pukulan Berantai. Dari beliaulah aku menuruni darah seni.
Ditentang Apih tak membuat langkahku surut. Mungkin jalan hidupku memang harus begini. Tak satu pun larangan Apih yang mampir ke otakku untuk kujadikan bahan pikiran. Nasihat Apih tak lagi kudengarkan. Tawaran untuk main sinetron yang berdatangan membuatku makin yakin, inilah yang kucari. Aku tak mau menuruti keinginan orang tua karena merasa diriku benar. Akhirnya konflik antara aku dan orang tuaku pecah.
Sebagai bentuk perlawananku pada orang tua, aku tak pernah pulang ke rumah. Tidur berpindah-pindah di rumah teman. Rambut juga kupanjangkan. Aku seperti tak punya orang tua. Bahkan, tak pernah terlintas dalam benakku bahwa suatu hari mereka akan pulang ke haribaan. Yang kupikirkan hanya kesenangan dan egoku semata.
Pada saat bersamaan, karierku di dunia seni peran terus melaju. Aku semakin mendapatkan keasyikan. Setelah itu, aku mendapat peran dalam sinetron drama Sayap Patah yang juga dibintangi Dien Novita, Ratu Tria, dan almarhum WD Mochtar.
Aku semakin merasa pilihanku tak salah setelah dinobatkan sebagai Pemeran Pria Terbaik dalam Sepekan Sinetron Remaja yang diadakan TVRI tahun 1991. Aku bangga bukan main, karena merasa menang dari orang tua. Kesombonganku makin menjadi. Aku makin merasa inilah yang terbaik buatku, ketimbang pilihan orangtuaku.


“DI KABAH, KUMINTA AMPUNAN ALLAH”
Tawaran main sinetron berdatangan menghampiri Jeffry. Seiring dengan itu, ia makin tenggelam dalam dunianya yang kelam.

Sejak kenal sinetron, aku makin menyukai dunia akting. Aku tak peduli meski Apih menentangku. Namun, belakangan aku paham, di balik etidaksetujuannya, sebetulnya orang menyimpan rasa bangga. Orang tua cerita, mereka sedang ke Tanah Suci membawa rombongan ibadah haji saat sinetron Sayap Patah yang kumainkan ditayangkan.
Ternyata, mereka nonton sinetronku. Komentar mereka membanggakanku. Mereka mengakui, ternyata aku bisa berprestasi. Setelah itu, aku mendapat berbagai tawaran main, antara lain sinetron Sebening Kasih, Opera Tiga Jaman, dan Kerinduan. Selain namaku makin mencuat, rezeki juga terus mengalir.
Namun, aku malah jadi lupa diri. Ketenaran tidak penting buatku. Yang penting menikmati hidup. Dunia malam terus kugeluti. Kalau ke diskotek, aku tak lupa mengonsumsi narkoba. Bahkan, untuk urusan yang satu ini, aku bisa dibilang tamak. Biasanya, aku meminum satu pil dulu. Kalau kurasa belum “on”, kuminum satu lagi. Begitu seterusnya.
Akhirnya, aku jadi sangat mabuk. Pandanganku pun jadi kabur. Mau melihat arloji di tangan saja, aku harus mendekatkannya ke wajahku, sambil menggoyang-goyangkan kepala dan membelalakkan mata supaya bisa melihat dengan lebih jelas. Parah, ya? Begitulah kebandelanku terus berlangsung.
KECANDUAN KIAN PARAH
Suatu hari di tahun 1992, Apih meninggal karena sakit. Aku menyesal bukan main karena selama ini selalu mengabaikan nasihat Apih. Menjelang kepergiannya, aku berdiri di samping tempat tidurnya di rumah sakit sambil menangis. Melihatku seperti itu, Apih mengatakan, laki-laki tak boleh menangis. Laki-laki pantang keluar air mata. Bayangkan, bahkan di saat-saat terakhirnya pun Apih tetap menunjukkan sikapnya yang penuh kasih padaku yang durhaka ini.
Sore itu aku dimintanya pulang ke rumah dan beliau memberiku ongkos. Aku menurut. Begitu aku pulang, Allah mengambilnya. Aku syok berat. Saat Apih dimakamkan, aku turun ke liang lahat dan memeluk jasadnya. Aku tak mau beranjak meski makam akan ditutup. Aku tak mau melepas kepergiannya. Aku menyesali perbuatanku. Selama Apih masih hidup, aku tak pernah mau mendengarkan ucapannya.
Sejak itu, Umi membesarkan kami berlima. Hidupku terus berjalan. Bukan ke arah yang baik, namun aku kembali ke masa seperti dulu. Penyesalan yang sebelumnya begitu menghantuiku karena ditinggal Apih, seolah lenyap. Kebandelanku bahkan makin menjadi sepeninggal Apih. Kesombonganku juga lebih besar dari sebelumnya karena merasa berprestasi dan punya uang banyak. Tak seorang pun kudengarkan lagi nasihatnya.
Ketika temanku menasihati, aku mencibir. Siapa dia sampai aku harus mendengarkan ucapannya? Ucapan orang tua saja tak kugubris. Aku tenggelam dalam duniaku sendiri dan jadi pecandu narkoba. Waktu itu, aku beralasan karena ada masalah di rumah. Padahal, sebetulnya alasan apa pun, termasuk broken home atau teman, tidak bisa dijadikan alasan. Diri sendirilah alasannya, karena bagaimana pun, kita lah yang menentukan semua yang terjadi pada diri kita.
Jadi, tidak perlu membawa-bawa orang lain atau keadaan. Namun, kesadaran seperti ini mana mungkin muncul pada diriku yang waktu itu sangat arogan? Aku makin jauh dari Tuhan. Padahal, sebelah rumahku ada masjid. Ketika orang berpuasa di bulan Ramadan pun, aku tetap melakukan kemaksiatan. Lalu, saat Lebaran tiba dan orang-orang sibuk bertakbir, aku malah sibuk mencari celah waktu dan tempat di mana aku bisa berbuat maksiat.
Semua ilmu agama yang pernah kupelajari dan kemampuan membaca Quran seperti hilang. Akal sehatku seperti hilang. Kecanduanku pada narkoba juga makin parah, bahkan sampai mengalami over dosis dan aku hampir mati. Kejahatan demi kejahatan moral terus kulakukan.

NAMA DICORET
Tak perlu aku menceritakan detail tentang kejahatan yang kulakukan. Yang jelas, suatu hari aku merasa menderita karena ketakutan setelah melakukan sebuah perbuatan. Aku benar-benar ketakutan! Aku jadi gampang curiga pada siapa saja. Aku selalu berburuk sangka pada apa pun. Kesombonganku pada uang dan prestasi lenyap digantikan ketakutan. Yang kulakukan setiap hari adalah berdiam diri di kamar, dengan selalu berpikiran bahwa setiap orang yang datang akan membunuhku. Aku sibuk mengintip dari bawah pintu, siapa tahu ada orang datang untuk membunuhku.
Telingaku jadi sangat sensitif. Aku sering merasa mendengar ada orang sedang berjalan di atap rumah ingin membunuhku. Aku tersiksa selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Orang-orang mengatakan, aku sudah gila.
Pada saat bersamaan, kecanduanku pada narkoba membuatku termasuk dalam daftar hitam dunia sinetron. Namaku dicoret. Tak ada lagi yang mau memakaiku sebagai pemain. Selain itu, cewek-cewek yang ada di dekatku juga menjauh. Dulu aku termasuk playboy.
Di saat aku sendiri, ada Umi yang selama ini sudah sangat sering kusakiti hatinya. Umi tetap menyayangiku dengan cintanya yang besar. Seburuk apa pun orang berkomentar tentang aku, hati Umi tetap baik dan sabar. Air matanya tak pernah kering untuk mendoakan anak-anaknya, terutama aku agar berubah jadi lebih baik.
Doa tulus Umi dikabulkan Allah. Sungguh luar biasa, Allah menunjukkan kebaikan-Nya padaku. Allah memberiku kesempatan untuk bertobat. Kesadaran ini muncul lewat suatu proses yang begitu mencekamku.

DIAJAK UMI UMRAH
Sungguh, aku merasa sangat ketakutan ketika suatu hari bermimpi melihat jasadku sendiri dalam kain kafan. Antara sadar dan tidak, aku terpana sambil bertanya pada diri sendiri. Benarkah itu jasadku? Aku juga disiksa habis-habisan. Begitulah, setiap tidur aku selalu bermimpi kejadian yang menyeramkan. Dalam tidur, yang kudapat hanya penderitaan. Aku jadi takut tidur. Aku takut mimpi-mimpi itu datang lagi.
Aku juga jadi takut mati. Padahal dulu aku sempat menantang maut. Meminta mati datang karena aku tak sanggup lagi bertahan saat ada masalah dengan seorang cewek. Sebetulnya sepele, kan? Tapi masalah itu kuberat-beratkan sendiri. Rasa takut mati itulah yang akhirnya membuatku sadar bahwa ada yang tidak meninggalkanku dalam keadaan seperti ini, yaitu Allah.
Aku teringat kembali pada-Nya dan menyesali semua perbuatanku selama ini. Pelan-pelan, keadaanku membaik. Kesadaran-kesadaran itu datang kembali. Aku menemui Umi, bersimpuh meminta maaf atas semua dosa yang kulakukan. Umi memang luar biasa. Betapa pun sudah kukecewakan demikian rupa, beliau tetap menyayangi dan memaafkanku. Umi lalu mengajakku berumrah.
Dengan kondisiku yang masih labil dan rapuh, kami berangkat ke Tanah Suci. Kali ini aku berniat sembuh dan kembali ke jalan Allah. Di sana, aku mengalami beberapa peristiwa yang membuatku sadar pada dosa-dosaku sebelumnya. Usai salat Jumat di Madinah, Umi mengajakku ke Raudhoh. Aku tak tahu apa itu Raudhoh, tapi kuikuti saja. Umi terus meminta ampunan pada Allah.
Aku lalu keluar, berjalan menuju makam Nabi Muhammad. Aku bersalawat. Begitu keluar dari pintu masjid, rasanya seperti ada yang menarikku. Aku mencoba berjalan sekuat tenaga, tapi tak bisa. Kekuatan itu rasanya sangat besar. Aku lalu bersandar pada tembok. Air mataku yang dulu tak pernah keluar, kini mengalir deras. Aku menyesali dosa-dosaku, dan berjanji tak akan melakukan lagi semua itu.
Bagai sebuah film yang sedang diputar, semua dosa yang pernah kulakukan terbayang jelas di pelupuk mataku silih berganti, mulai dari yang kecil sampai yang besar. Tiba-tiba dari mulutku keluar kalimat permintaan ampunan pada Allah. Di Mekkah, di hadapan Kabah, aku merapatkan badan pada dindingnya.
Aku bersandar, menengadahkan tangan memohon ampun karena terlalu banyak dosa yang kulakukan. Seandainya sepulang dari Tanah Suci ini melakukan dosa lagi, aku minta pada Allah untuk mencabut saja nyawaku. Namun, seandainya punya manfaat untuk orang lain, aku minta disembuhkan. Aku yang dulu angkuh, sekarang tak berdaya. Setelah pulang beribadah, aku membaik. Aku mencoba bertahan dalam kondisi bertobat itu, tapi ternyata sulit luar biasa.


BIDADARI CANTIK JADI PEMBANGKIT HIDUP
istri uje
Setelah berkali-kali jatuh-bangun, akhirnya Jeffry kembali dekat pada agama. Kasih sayang kekasih yang akhirnya menjadi istri ikut menjadi pembangkit semangatnya. Perjuangannya menjadi ustaz cukup berat sampai akhirnya ia sukses jadi penceramah. Sepulang umrah, aku mencoba hidup lurus. Namun, lagi-lagi aku tergoda. Suatu malam, aku dan teman-teman berencana nonton jazz di Ancol. Aku memperingatkan mereka untuk tidak bawa narkoba, karena
kami sudah sepakat untuk berhenti memakai. Ternyata, salah satu temanku masih saja membawa cimeng. Apesnya, kami dirazia polisi di depan Hailai.
Teman-temanku yang lain kabur. Tinggallah aku, temanku yang membawa cimeng, dan satu teman lain. Aku sulit kabur karena mobil yang kami pakai adalah mobilku. Akhirnya kami bertiga dibawa ke kantor polisi dan ditahan. Aku dilepas karena tak terbukti membawa. Kucoba telepon Umi untuk menjelaskan masalah ini, tapi Umi tak mau menerima teleponku.
Si penerima telepon malah diminta Umi untuk mengatakan, beliau tak anak bernama Jeffry. Hatiku tercabik-cabik. Pedih rasanya tak diakui sebagai anak oleh Umi. Kuakui, pastilah hati Umi sudah sedemikian sakitnya. Bayangkan, aku yang sebelumnya sudah mengaku bertobat, malah kembali memilih jalan yang salah. Meski aku sudah bersumpah demi Tuhan tidak memakai narkoba lagi, Umi tak percaya lagi. Itulah puncak kemarahan Umi Sungguh bersyukur, Allah masih berkenan menolongku. Datang seorang gadis cantik dalam hidupku. Ia mau menerimaku apa adanya. Sebelumnya, banyak gadis meninggalkanku sehingga aku merasa sebatang kara dalam cinta. Gadis bernama Pipik Dian Irawati ini seorang model sampul sebuah majalah remaja tahun 1995, asal Semarang.

CUEK SAAT PACARAN
(Berikut ini adalah penuturan Pipik: Aku pertama kali melihatnya sedang makan nasi goreng di Menteng sekitar tahun 1996 – 1997. Rambutnya gondrong. Waktu itu, aku bersama Gugun Gondrong. Setahuku, Jeffry adalah pemain sinetron Kerinduan, karena aku mengikuti ceritanya. Aku ingin berkenalan dengannya, tapi Gugun melarangku.
Tak tahunya, waktu buka puasa bersama di rumah Pontjo Sutowo, aku bertemu lagi dengannya. Rambutnya sudah dipotong pendek. Aku nekat berkenalan. Kami mulai dekat dan saling menelepon. Aku enggak tahu kapan kami resmi pacaran, karena enggak pernah “jadian”. Dia juga tak pernah menyatakan cinta. Waktu pacaran, dia cuek setengah mati.
Awalnya, semangatnya boleh juga. Pertama kami pergi bareng, dia datang ke rumah di Kebon Jeruk, di tengah hujan deras dari rumahnya di Mangga Dua. Jeffry naik taksi dengan memakai jins dan sepatu bot. Ia yang hanya bawa uang Rp 50 ribu, mengajakku nonton di Mal Taman Anggrek. Di dalam bioskop, kami seperti nonton sendiri-sendiri. Dia diam saja selama nonton.
Sejak itu, kami sering jalan bareng, karena kami memang hobi nonton dan makan. Semakin dekat dengannya, aku makin tahu ternyata dia pemakai narkoba kelas berat. Teman-temanku mulai bertanya, mengapa aku mau berpacaran dengannya. Aku sendiri tak tahu persis alasannya. Mungkin rasa sayang yang sudah terlanjur muncul dalam hati yang membuatku mau bertahan. Hatiku terenyuh dan tak mau meninggalkan dia sendiri.
Tentu saja keluargaku tak ada yang tahu, karena sengaja kusembunyikan. Mungkin mereka baru tahu sekarang, setelah membaca kisah hidupnya di berbagai media. Sementara itu, aku sibuk tur keluar kota sebagai model, sehingga kami sering tak ketemu. Akhirnya kami putus. Waktu akhirnya ketemu lagi, ternyata dia sudah punya pacar lagi. Karena masih sayang, aku sering membawakannya hadiah dan memberi perhatian. Setelah Jeffry putus dari pacarnya, kami kembali bersatu.)

JUALAN KUE
Pipik sangat berarti buatku. Dia mengerti, peduli dan perhatian padaku. Padahal, aku sempat hampir menikah dengan orang lain. Ternyata Allah sayang padaku. Allah menunjukkan, wanita yang nyaris kunikahi itu bukan untukku. Pipik bagai bidadari yang datang dengan cinta yang besar. Ia memberi keyakinan, menikah dengannya akan membawa perubahan besar dalam hidupku.
Aku mendatangi Umi dan minta izin untuk menikah. Luar biasa, Umi tetap menerimaku dengan segala kasih sayangnya. Sambil menangis, Umi mengizinkanku menikah. Aku sendiri terbilang nekat. Sebab, waktu itu aku tak punya-apa. Badan pun kurus kering, dengan mata belok, dan penyakit paranoid yang kuderita tak kunjung sembuh. Bahkan, pekerjaan pun aku tak punya.
Untuk menghindari maksiat, kami menikah di bawah tangan pada tahun 1999. Teman-temanku yang sekarang sudah meninggal karena over dosis, sempat menghadiri pernikahanku. Setelah itu, kami tinggal di rumah Umi. Sekitar 4 – 5 bulan setelah itu, kami menikah secara resmi di Semarang.
Namun, menikah rupanya tak cukup menghentikan kebandelanku. Istriku pun merasakan getahnya. Aku pernah memakai narkoba di depannya, dan menggunakan uangnya untuk membeli barang haram tersebut.
Kesulitan lain, aku dan Pipik sama-sama menganggur. Pernah kami mencoba berdagang kue. Malam hari kami menggoreng kacang, esok paginya bikin kue isi kacang dan susu. Lalu kami titipkan ke toko kue.
Tapi mungkin rezeki kami bukan di situ. Kue yang kami buat hanya laku beberapa buah. Dalam sehari kami hanya membawa pulang Rp 200 – 300. Akhirnya kami berhenti berjualan kue. Kehidupan kami selanjutnya kami jalani dengan penuh perjuangan sekaligus kesabaran.

MAKAN SEPIRING BERDUA
(Kesetiaan Pipik begitu luar biasa. Simak penuturannya berikut ini. Perasaan sayang yang sangat kuat membuatku mantap menikah dengannya. Aku tak peduli lagi meski dia pecandu, bahkan pernah mengalami over dosis dan hampir gila karena paranoidnya. Aku banyak mengalami hal-hal luar biasa dengannya. Kalau tidak sabar, mungkin aku sudah tidak bersamanya lagi.
Awal menikah, kami tinggal di rumah Umi. Meski hidup seadanya, beliaulah yang membiayai hidup kami. Aku dan Jeffry tak jarang makan sepiring berdua, karena memang benar-benar tak ada yang bisa dimakan. Berat rasanya jadi istri dari suami penganggur, apalagi setelah menikah aku tidak lagi bekerja.
Tapi aku yakin, Allah tidak mungkin memberikan cobaan pada umat-Nya melebihi kemampuannya. Aku yakin, pasti ada sesuatu yang akan diberikan Allah padaku. Beruntung, Umi sangat sayang padaku.
Aku sendiri tak jera memberi masukan padanya untuk mengubah hidup. Kami sama-sama saling belajar menerima kelebihan dan kekurangan satu sama lain. Pelan-pelan, hidupnya mulai berubah menjadi lebih baik, terutama setelah aku hamil. Mungkin dia sendiri sudah capek dengan kehidupannya yang seperti itu.)

HIDUP DI JALAN ALLAH
Pelan-pelan, aku kembali dekat pada agama. Perubahan besar terjadi dalam hidupku pada tahun 2000. Kala itu, Fathul Hayat, kakak keduaku yang setengah tahun silam meninggal karena kanker otak, memintaku menggantikannya memberi khotbah Jumat di Mangga Dua. Pada waktu bersamaan, dia diminta menjadi imam besar di Singapura.
Fathul memang seorang pendakwah. Selama dia di Singapura, semua jadwal ceramahnya diberikan padaku. Pertama kali ceramah, aku mendapat honor Rp 35 ribu. Uang dalam amplop itu kuserahkan pada Pipik. Kukatakan padanya, ini uang halal pertama yang bisa kuberikan padanya. Kami berpelukan sambil bertangisan.
Selanjutnya, kakakku memintaku untuk mulai menjadi ustaz. Inilah jalan hidup yang kemudian kupilih. Betapa indah hidup di jalan Allah. Aku mulai berceramah dan diundang ke acara seminar narkoba di berbagai tempat. Namun, perjuanganku tak semudah membalik telapak tangan. Tak semua orang mau mendengarkan ceramahku karena aku mantan pemakai narkoba. Tapi aku mencoba sabar.
Alhamdulillah, makin lama ceramahku makin bisa diterima banyak orang. Bahkan sekarang, aku banyak diundang untuk ceramah di mana-mana, termasuk di luar kota dan stasiun teve. Aku bersyukur bisa diterima semua kalangan. Aku pun ingin berdakwah untuk siapa saja. Aku ingin punya majelis taklim yang jemaahnya waria. Mereka, kan, juga punya hak untuk mendapatkan dakwah.
Kebahagiaan kami bertambah ketika tahun 2000 itu, lahir anak pertama kami, Adiba Kanza Az-Zahra. Dua tahun kemudian, anak kedua Mohammad Abidzan Algifari juga hadir di tengah kami. Mereka, juga istriku, adalah inspirasi dan kekuatan dakwahku. Kehidupan kami makin lengkap rasanya.
Sampai sekarang, aku masih terus berproses berusaha menjadi orang yang lebih baik. Semoga, kisahku ini bisa jadi bahan pertimbangan yang baik untuk menjalani hidup. Pesanku, cintailah Tuhan dan orangtuamu, serta pilihlah teman yang baik.

 Meninggalnya Ustad Jefri al Buchori

       kagetnya kita ketika mendengar kabar ustad muda Jefri al Buchori meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas  hari Jumat dini hari. Ustad muda yang akrab dipanggil Uje itu meninggal dunia ketika motor yang dikendarainya kehilangan kontrol dan menabrak pohon di sekitar daerah Pondok Indah. Ia baru tanggal 12 April lalu merayakan ulang tahunnya yang ke-40.

Ribuan orang mengantar kepergian ustad gaul baik ketika dishalatkan di Masjid Istoqlal dan kemudian dimakamkan di perkuburan Karet. Mereka sangat kehilangan tokoh panutannya dan tidak sedikit yang meneteskan air matanya.

Ustad Jefri merupakan fenomena ustad muda yang dicintai para pengikutnya. Kehadiran begitu banyaknya pelayat yang mengantarkan kepergian Ustad Jefri menunjukkan bahwa ia mempunyai tempat khusus di hati para pengikutnya.
Sejauh bisa kita ketahui, Ustad Jefri merupakan ustad yang terbuka kepada ajaran guru-guru agama yang lain. Ia bukan hanya rajin untuk membangun silaturahim dengan ustad-ustad yang lain, tetapi mengajak pengikutnya untuk mau belajar dari ustad yang ada.

Ustad Jefri sendiri kemudian mengajarkan agama kepada para pengikutnya tidak dengan pendekatan dogmatis. Ia lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat keseharian, sehingga mudah untuk dicerna dan dipahami.

Gaya bahasa anak muda yang dipergunakan, membuat Ustad Jefri menjadi dekat dengan para pengikutnya. Ia disebut sebagai "ustad gaul" karena kemampuannya untuk membangun komunikasi yang intens dengan para pengikutnya. Bahasa-bahasa yang lebih membumi yang ia pergunakan, membuat tidak ada jarak antara dirinya dengan pengikutnya.

Ustad Jefri semakin populer karena kemudian menyampaikan pesan-pesan rohani melalui lagu. Beberapa tembang lagu yang dinyanyikannya bahkan sangat populer di kalangan remaja. Banyak yang kemudian menjadikan lagu Uje sebagai lagu favorit mereka.

Cara penyampaian pesan agama memang sangatlah penting, karena  bisa lebih efektif dalam menyampaikan ajaran. Wali Sanga ketika menyebarkan agama Islam di Jawa juga menggunakan sarana wayang sebagai cara penyampaian ajaran.

Pada akhirnya ajaran agama harus bisa dipraktikkan dalam kehidupan nyata. Kitab suci memang berisi panduan hidup bagi manusia. Di sana disampaikan secara tegas tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia.

Agama pada dasarnya mengajarkan kebajikan kepada manusia. Kita terutama diajarkan untuk mencintai manusia dan semua mahkluk hidup karena semua itu adalah ciptaan-Nya. Manusia diwajibkan untuk saling mengenal dan menyayangi sesama, seperti kita menyayangi Sang Maha Pencipta.

Dulu ajaran agama disampaikan oleh orang-orang tua. Stereotip dari ustad itu selalu orang yang sudah berumur. Gaya penyampaiannya pun seringkali tidak menarik, sehingga kita sulit untuk menangkap pesan rohani yang ingin disampaikan.

Gaya pendidikan rohani mulai berubah ketika muncul ustad muda KH Abdullah Gymnastiar atau akrab dipanggil Aa Gym. Dengan cepat Aa Gym menjadi fenomena baru dan diikuti banyak orang, karena cara penyampaian yang lebih hangat dan mudah dicerna. Pengikut Aa Gym tidak hanya anak-anak muda, tetapi juga mereka yang sudah berumur.

Itulah yang kemudian melahirkan banyaknya ustad-ustad muda yang lain. Ustad jefri merupakan salah satu ustad muda yang muncul setelah Aa Gym menjadi fenomena. Beberapa nama lain yang ikut muncul antara lain Jusuf Mansyur dan Solmed.

Meninggalkan Ustad Jefri memberikan konfirmasi bahwa ustad muda mempunyai tempat di hati para pengikutnya. Mereka telah berhasil membangun hubungan yang baik untuk membuka wawasan keagamaan masyarakat banyak.

Itulah hal positif yang tentunya bisa kita petik. Betapa masyarakat mendambakan adanya bimbingan rohani yang bisa melengkapi hidup mereka. Para ustad muda bisa menjalankan tugas ini.

Sepantasnya pemerintah menggunakan mereka untuk meningkatkan keimanan masyarakat. Ustad-ustad muda bisa diminta untuk ikut mencerahkan masyarakat, agar kita bisa membentuk masyarakat yang mempunyai hati.

Walaupun perjalanannya begitu pendek, Ustad Jefri telah menjalankan tugas yang harus dijalankannya. Ia telah memberi pelajaran kepada banyak warga untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Bentuk ucapan terima kasih mereka ditunjukkan dengan mengantarkan Ustad Jefri sampai ke peristirahatannya yang terakhir.


Uje Meninggal


Para pelajar ini melantunkan ayat suci Alquran dan doa untuk Ustadz Jefri meskipun mereka tidak mengenal sosok Uje secara langsung. Mereka berharap, kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi semua generasi muda muslim di Indonesia untuk bisa bersikap sesuai dengan ajaran Islam.
Tak hanya di Bogor, di beberapa daerah juga sholat Ghaib dilaksanakan untuk kepergian Ustadz Jefri al Buchari seperti yang di pantau melalui jejaring sosial media Twitter.
Shalat jenazah dilakukan di masjid Istiqlal seusai ibadah sholat Jum’at siang tadi. Selain itu di beberapa kawasan seperti Senayan juga turut melakukan sholat Ghaib di mal Senayan City setelah melaksankan sholat jum’at.

Inilah beberapa twit pantauan iBerita dari berbagai daerah.

Berita Jawa Timur ‏@jatimnews
Siswa SD-SMP Ta’miriyah Sholat Ghaib Untuk Uje ~>
MedanSumut ‏@MedanSumut
Masjid Al-Ikhlas Medan ikut melaksanakan Sholat Ghaib utk Uje. via: @toneedekiko
Bogor Berbagi ‏@BogorBerbagi
#Bogor Ummat Islam di Bogor Gelar Sholat Ghaib untuk Alm Ustadz Jeffry Al Buchori:
Dakta Radio ‏@DaktaRadio
Tak hanya di Istiqlal, hampir seluruh masjid di Jakarta melaksanakan Sholat Ghaib untuk Allahuyarham Jeffry Al-Buchory
Irwanda Lubis ‏@irwandalbs
Rata rata mesjid di Indonesia sholat ghaib. Beruntungnya jadi ‘uje’ o:)
Gusti Randy Pratama ‏@gustirandy
Alhamdulillah byk Masjid diPontianak pun melaksanakan Sholat Ghaib untuk Ustadz @jefri_buchori . Selamat jalan Ust ada perjumpaan yg Indah
Ivan Prasetya ‏@ivan_prasetya
Setelah sholat Jumat, tidak ada 1 Jamaah pun yg meninggalkan mesjid untuk melanjutkan ibadah sholat Ghaib untuk Alm. Ust. Jefri Al Bukhori.


Ustadz Jefri telah meninggal dunia karena kecelakaan tunggal di kawasan Pondok Indah Jum’at (26/4/2013) dini hari sekitar pukul 01.00.
Selamat jalan Bang Uje semoga amal ibadah diterima di sisi Allah S.W.T , Amin